Saturday, March 24, 2012

Indahnya Negeri Indonesiaku

"Mencintai sebuah tanah air adalah merasakan, mungkin menyadari, bahwa tak ada negeri lain, tak ada bangsa lain, selain dari yang satu itu, yang bisa sebegitu rupa menggerakkan hati untuk hidup, bekerja dan terutama untuk mati."

Goenawan Mohamad, budayawan populer pernah menuliskan hal tersebut pada sebuah artikel di Tempo (Caping: Catatan Pinggir). Memang, mencintai Indonesia sungguh membuat kita semangat untuk hidup dan membangun negeri ini. Keindahan Nusantara telah membuat orang dari negeri barat terbeliak, cemburu, hingga bernafsu menguasainya.

Bagi kita, semoga dengan melihat kumpulan foto yang diambil dari National Geographic ini bisa menebalkan kembali rasa cinta tanah air.






Bromo dan Semeru
Rinjani
Raja Ampat
Pulau Lengkuas, Belitung
Petani Dieng
Borobudur
Situ Gunung
Tanah Lot, Bali
Wakatobi
 




Sumber: kaskus.us

Wanita Indonesia Nenek Moyang Penduduk Madagaskar

Paris (AFP/ANTARA) - Beberapa perempuan Indonesia menjadi pendiri dari koloni Madagaskar 1.200 tahun yang lalu, ujar para peneliti pada Rabu akan salah satu episode aneh dalam sejarah pengembaraan manusia.

Antropolog banyak yang terpesona dengan Madagaskar, karena pulau itu jauh dari sejarah penaklukan manusia di planet ini selama ribuan tahun.
Pulau itu kemudian menjadi tempat tinggal bagi penduduk asli Afrika serta orang Indonesia, yang terletak 8.000 kilometer dari Madagaskar.

Sebuah tim yang dipimpin oleh ahli biologi molekuler Murray Cox dari Massey University, Selandia Baru, meneliti DNA penduduk Madagaskar demi mencari petunjuk atas penjelasan teka-teki imigrasi tersebut.
Mereka mencari ciri-ciri yang diturunkan kromosom melalui garis ibu, dengan contoh DNA yang diambil dari 266 orang yang berasal dari tiga kelompok etnis Malagasi.

Dua puluh dua persen dari DNA itu memiliki variasi dari "motif Polinesia," karakteristik gen yang ditemukan di penduduk Polinesia, tapi sangat jarang ada di bagian barat Indonesia. Di salah satu kelompok entis Malagasi, satu dari dua orang memiliki karakteristik ini.

Jika hasil itu benar, maka sekitar 30 perempuan Indonesia menjadi pendiri dari populasi Malagasi "dengan kontribusi yang lebih kecil, tapi sama pentingnya, dengan yang berasal dari Afrika," ujarnya.
Penelitian itu berfokus kepada DNA mitokondria, yang diturunkan melalui ibu, jadi masih ada kemungkinan ada beberapa pria Indonesia yang tiba bersamaan dengan para wanita pertama itu.

Simulasi komputer menunjukan kalau pemukiman dimulai sekitar 830 AD, saat Indonesia sedang mengembangkan jalur perdagangan di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.
Penelitian itu juga menunjukan kontribusi lain dari Asia Tenggara.
Secara linguistik, penduduk Madagaskar berbicara dengan dialek yang bila ditelurusi berasal dari Indonesia.

Kebanyakan leksikon, daftar istilah sesuai abjad, berasal dari bahasa Maanyan, bahasa yang digunakan di daerah lembah Sungai Barito di tenggara Kalimantan -- daerah pedalaman yang terpencil -- dengan beberapa tambahan dari bahasa Jawa, Melayu atau Sansekerta.

Bukti lain dari kependudukan Indonesia itu datang dari penemuan perahu cadik, peralatan besi, alat musik seperti gambang dan "kebudayaan makanan-makanan tropis" seperti budidaya nasi, pisang, ubi jalar dan talas yang dibawa dari seberang lautan.

"Madagaskar mulai ditempati sekitar 1.200 tahun lalu, terutama oleh sekelompok kecil perempuan Indonesia, dan kontribusi Indonesia -- seperti bahasa, budaya dan gen -- terus berlanjut mendomniasi Madagaskar sampai saat ini," ujar laporan tersebut.

Bagaimana cara 30 wanita itu menyebrangi Samudra Hindia untuk sampai ke Madagaskar masih menjadi misteri. Salah satu teori menyebutkan kalau mereka datang dengan kapal pedagang, meski belum ditemukan bukti kalau wanita ikut dalam pelayaran panjang di kapal pedagang Indonesia.

Teori lain menyebutkan kalau Madagaskar dimulai dari koloni pedagang resmi, atau mungkin menjadi pusat pelarian pengungsi yang kehilangan tanah dan kekuatan di masa ekpansi wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.

Tapi hipotesa ketiga -- dan yang paling berani -- menyebutkan kalau para wanita tersebut berada di kapal itu karena melakukan pelayaran antar samudra secara kebetulan. Pemikiran itu didukung oleh simulasi pelayaran menggunakan indikasi arus laut dan pola cuaca musim monsun, ujar tim Cox.

Memang, di Perang Dunia II, bangkai kapal yang dibom di dekat Sumatra dan Jawa terdampar di Madagaskar, bahkan dalam satu kasus, ada seorang penumpang selamat dalam sekoci penyelamat.

Penelitian itu dipublikasikan oleh jurnal Inggris, Proceedings of the Royal Society B. (pt/ml)



http://id.berita.yahoo.com/wanita-indonesia-nenek-moyang-penduduk-madagaskar-050207371.html