Ada 4 lilin yang menyala di dalam sebuah kamar. Sedikit demi sedikit lilin tersebut habis meleleh dan suasana terasa begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Aku adalah “DAMAI“.
namun manusia Tak Mampu Menjagaku,
maka lebih baik aku Mematikan Diriku Saja !
demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin damai padam.
Aku adalah “IMAN“.
sayang aku Tak Berguna lagi.
manusia Tak Mau Mengenalku,
untuk itulah Tak Ada Gunanya aku Tetap Menyala.
begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkan lilin Iman tersebut.
dengan sedih giliran ketiga berbicara,
Aku adalah “CINTA“.
Tak Mampu lagi aku Untuk Tetap Menyala.
manusia Tidak Lagi Memandang dan Menganggapku Berguna.
mereka Saling Membenci, Memfitnah, Menghina,
bahkan Membenci mereka yang Mencintainya, Membenci Keluarganya.
tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin Cinta tersebut.
Tanpa terduga….
Anak pemilik rumah itu masuk ke dalam kamar untuk mengambil
‘benda-benda’ milik-nya di sana, dan melihat ketiga lilin telah padam.
Karena dia tidak bisa melihat jelas dalam gelap, ia berkata :
”Eh..Apa yang terjadi ?
Kalian harus tetap menyala, aku tidak mau rumah-ku gelap !”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan,
lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah “Harapan”.
Harapan yang ada dalam hati kita.
Dan masing-masing dari kita dapat menjadi alat seperti anak tersebut, yang dalam situasi apapun Mampu Menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan Harapan–Nya.
Janganlah kita kehilangan harapan, karena apabila kita sudah kehilangan harapan akan layulah kehidupannya, dia akan putus asa ditelan masa..
Milikilah harapan, Anda akan mendapatkan kembali Iman, Damai dan Cinta..
No comments:
Post a Comment
tulis komentar anda di sini